Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Khamis, 2 Ogos 2012

1 Hari 1 Ayat - LUASNYA RAHMAT ALLAH

Apa yang kita nikmati dalam hidup ini, nikmat kesihatan, dapat bekerja dan menghasilkan nafkah untuk dinikmati oleh kita dan keluarga, serta berbagai macam kenikmatan lain bukanlah semata-mata karena diri kita melainkan kerana curahan rahmat yang Allah SWT berikan kepada hambaNya di muka bumi ini. Oleh kerananya sudah selayaknya manusia selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya, taat dalam beribadah. Kerana itulah cara untuk selalu mendapatkan curahan rahmat dari Allah SWT.

Rasulullah Saw pernah bersabda dari Abu Hurairah yang berbunyi: “ Rahmat Allah terdapat seratus bahagian, maka ditahan padaNya yang sembilan puluh sembilan dan diturunkan di bumi satu bahagian, maka dengan satu bahagian itu masing-masing makhluk berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana khawatir menginjak anaknya.” (HR. MUSLIM)

Rahmat yang Allah SWT sebarkan di muka bumi ini hanya berjumlah satu, bayangkan itu pun sudah lebih dari cukup untuk seluruh makhluk yang ada di bumi, tidak akan habis. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungghnya Allah mempunyai seratus rahmat, diturunkan ke bumi hanya satu rahmat untuk penduduk dunia, maka mencukupi hingga habis ajal mereka dan Allah akan mencabut rahmat itu yang satu pada hari kiamat untuk menggenapkan pada yang sembilan puluh sembilan untuk diberikannya kepada para wali dan ahli taat kepadaNya.” (HR. MUSLIM).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah tuliskan di dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisiNya di atas Arsy, yang isinya adalah: Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu.” (HR. BUKHARI [3194] dan MUSLIM [2751])

Dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian ibu ini akan boleh melemparkan anaknya ke dalam korban api?”. Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hambaNya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. BUKHARI [5999] dan MUSLIM [2754])

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau seandainya seorang mukmin mengetahui segala bentuk hukuman yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada seorang pun yang masih berhasrat untuk mendapatkan syurgaNya. Dan kalau seandainya seorang kafir mengetahui segala bentuk rahmat yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada seorang pun yang berputus asa untuk meraih syurgaNya.” (HR. BUKHARI [6469] dan MUSLIM [2755])

Ada sebuah riwayat bahawa ada seseorang yang telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan orang. Lalu ia mendatangi seorang pendeta dan menceritakan bahawa ia telah membunuh orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan meminta petunjuk bagaimana cara agar ia dapat bertaubat. Namun jawapan dari pendeta ini tidak memuaskannya. Pendeta itu menjawab bahawa tidak ada pintu taubat bagi dirinya karena telah banyak membunuh orang yang tidak berdosa. Mendengar jawapan pendeta itu, lantas ia berdiri dan membunuh pendeta tersebut. Genaplah seratus orang yang telah dibunuh.

Kemudian ia mendatangi salah seorang ulama, ia menceritakan bahawa telah membunuh seratus orang, apakah pintu taubat masih terbuka untuknya? Lantas ulama ini memberikan petunjuk agar dirinya pergi ke suatu desa yang bernama Bushro, kerana penduduk di desa tersebut selalu melakukan amal shalih. Ulama ini mengatakan pergilah ke sana dan ikutilah amal shalih yang dilakukan penduduk di desa itu, jangan ragu taubatmu akan diterima. Dengan modal semangat untuk bertaubat, ia pergi ke desa yang disarankan oleh ulama tersebut. Akan tetapi, sebelum sampai ke desa tersebut, di tengah jalan ajal menjemputnya. Lalu datang dua malaikat, yang satu malaikat rahmat dan yang satu malaikat siksa. Kedua malaikat ini berselisih pendapat tentang kedudukan orang tersebut. Malaikat rahmat berkata, “dia datang dengan taubat, datang dengan hatinya kepada Allah. ‘Malaikat siksa berkata, ‘dia belum melakukan kebaikan apapun.’ Lalu malaikat yang berwujud manusia datang kepada mereka dan menjadikannya hakim di antara mereka. Dia berkata, ukurlah antara kedua desa itu kemana dia lebih dekat maka ia untuknya.’ Lalu mereka mengukurnya dan mendapatkan bahawa orang itu lebih dekat kepada desa yang dituju. Maka malaikat rahmat mengambilnya.

Sungguh luasnya rahmat Allah SWT yang dipersiapkan untuk makhluk bumi khususnya kepada manusia. Tinggal apakah kita mensyukuri luasnya rahmat Allah SWT itu atau tidak. Allah SWT berfirman: “Katakanlah, ‘’Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri  janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya DiaLah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. AZ-ZUMAR: 53).

Allah SWT mengampuni dosa-dosa setiap hambaNya yang dengan keinginan yang kuat, niat yang ikhlas, dan bersungguh-sungguh untuk melakukan taubat selama bukan mempersekutukan Allah SWT dengan yang lain.

Ada sebuah riwayat pula tentang seorang laki-laki yang giat beribadah dengan khusyuk. Hal itu dia lakukan sampai ajal menjemput. Kemudian lelaki itu menuntut kepada Allah SWT balasan kekhusyukan ibadahnya selama di dunia. Tetapi, ternyata balasannya adalah neraka. Sang ahli ibadah yang khusyuk ini kehairanan, kenapa balasannya neraka lalu bagaimana dengan ibadah yang ia lakukan dengan khusyuk?

Ternyata laki-laki ini selama hidup di dunia selalu membuat orang putus asa terhadap rahmat Allah SWT yang sangat luas itu. Di dunia engkau selalu membuat orang berputus asa terhadap kasih sayangKu, maka hari ini aku juga membuat engkau putus asa terhadap kasih sayangKu, jawab Allah.

Apa yang dilakukan oleh lelaki itu berlawanan dengan apa yang telah Allah SWT nyatakan dalam firmanNya di atas, hambaNya diharapkan untuk tidak berputus asa dari rahmatNya. Tetapi mengapa justeru ada hambaNya yang berani membuat hamba yang lain berputus asa dari rahmatNya. Seharusnya diungkapkan rahmat Allah SWT yang luas bukan mempersempitkan bahkan seakan-akan meniadakan rahmat Allah SWT yang luas itu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu ada seorang lelaki yang belum pernah melakukan satu kebaikan pun, dia berpesan kepada anak-anaknya, ‘Kalau dirinya telah meninggal maka bakarlah jenazahnya, kemudian tebarkanlah setengah abunya di daratan dan setengahnya lagi di lautan. Demi Allah, seandainya Allah mampu membangkitkannya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang belum pernah diberikan kepada siapa pun di antara umat manusia ini.’ Tatkala lelaki itu meninggal anak-anaknya melaksanakan apa yang dia pesankan kepada mereka. Kemudian, Allah perintahkan daratan untuk mengumpulkan abunya yang tersebar di sana, dan Allah perintahkan lautan untuk mengumpulkan abunya yang tersebar di sana, lantas Allah bertanya kepadanya, ‘Mengapa kamu lakukan hal ini?’. Dia menjawab, ‘Karena takut kepadaMu ya Rabb. Sedangkan Engkau Maha mengetahui.’ Maka Allah pun mengampuninya.” (HR. BUKHARI [3481] dan MUSLIM [2756])

Dari AbuMusa radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tanganNya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari, dan Allah bentangkan tanganNya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari, sampai tiba saatnya matahari terbit dari arah tenggelamnya.” (HR. MUSLIM [2759])

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan seorang mukmin pun cemburu. Allah akan merasa cemburu ketika seorang mukmin melakukan perkara yang diharamkan kepadanya.” (HR. BUKHARI [5222] dan MUSLIM [2761])

Saudaraku… kalau rahmat Allah sedemikian luas, maka janganlah kita berputus asa dari menggapainya. Namun, hal itu bukan bererti kita boleh merasa aman dari siksaanNya. Kerana tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah kecuali orang-orang yang merugikan.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...