Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Rabu, 1 Ogos 2012

1 Hari 1 Ayat - ISTIGHFAR



" Kenapakah kamu tidak mahu bertaubat kepada Allah dan memohonkan ampunanNya padahal Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?" (AL-MA'IDAH 5:74)

Di antara amal-amal lisan (lidah) yang terdiri dari mengucapkan dua kalimah syahadah, tilawatil Qur'an, mengajar dan belajar, ucapan yang baik-baik, nasihat, zikir dan doa maka istighfar adalah satu amal yang terpenting. Dikatakan yang terpenting sebab istighfar yang bererti permohonan ampun kepada Allah swt atas segala dosa dan kesalahan membuat badan dan hati menjadi suci dan bersih. Apabila istighfar seseoarng diterima Allah maka dengan sendirinya dia menjadi bersih dan suci. Kebersihan fizik dan jiwa itu tidak saja sebagai satu keharusan sebelum menghadapi dan melaksanakan amal-amal lisan tersebut bahkan demikian sayugianya dalam menghadapi pelaksanaan semua amal-amal biar yang bersifat perseorangan (syahsiah) mahu pun yang berbentuk kemasyarakatan (ijtima'iyah).

Jangankan Allah sebagai penilai segala amal manusia tapi manusia sendiri pun akan mengejek ketika menyaksikan seseorang yang diketahuinya amat kotor oleh noda-noda dosa lalu mengajar dan menasihati orang lain agar berkelakuan dan berakhlak baik. Seseorang yang penuh berlumuran dosa maka segala pintu amal kebaikan baik yang dinilai manusia apalagi yang dinilai Allah sendiri tertutup baginya sebelum ia istighfar dan taubat. Sepintas lalu nyatalah betapa pentingnya kedudukan dan erti istighfar itu. Dalam rangka inilah Nabi saw memperingatkan:
" Sesungguhnya seorang Mukmin apabila berbuat sesuatu dosa, dosa tersebut akan menjadi satu bintik hitam pada hatinya. Tapi bila ia bertaubat akan tercabut kembali dosa itu dan ia istighfar maka hati itu kembali bersih. Apabila dosa itu makin bertambah maka bintik-bintik hitam bertambah pula hingga mungkin akan menutupi seluruh hatinya." (RIWAYAT TIRMIZI, NASA'IY, IBNU MAJAH dan IBNU HIBBAN dari ABU HURAIRAH)

Islam dalam sekian banyak syariatnya baik yang berupa mau'izah atau yang berupa praktik amali yang sangat benar menganjurkan agar kaum Mukmin dan Muslim jangan lalai beristighfar dan agar sering mohon ampun atas kesalahan dan dosanya keapda Allah swt.

Dengan beristighfar itu seseorang itu boleh menjadi bersih jasmani dan rohaninya. Kemudian dengan kebersihan hati itulah ia baru menghadapkan wajah kepada Ilahi dan dalam keadaan demikian juga ia mulai menghadapi pelaksanaan amal-amal salih yang akan menguntungkan dirinya dan jemaahnya. Dalam keadaan kotor dan hati yang penuh bintik-bintik hitam dosa itu, pintu jemaah akan tertutup baginya apalagi pintu audiensi kepada Allah swt. Akan tetapi apabila ia telah istighfar dengan sedar dan ikhlas, jemaah akan dapat menerimanya kembali dengan dada lapang, jemaah akan rela memberi pelaung dan kesempatan kepadanya untuk turut bersama-sama membangun amal. Lebih-lebih lagi Allah yang Maha Pengampun seperti dilukiskan pada ayat:
" Pengampun dosa, penerima taubat, kendati pun ia amat sangat iqabNya yang punya jangkauan panjang. Tiada Tuhan hanya Dia dan kepadaNya segala sesuatu dikembalikan." (AL-MUKMIN 40:3)

Istighfar adalah ubat yang mujarab untuk membersihkan hati dan jiwa yang akan menjadi anak kunci untuk memasuki masyarakat yang pada umumnya teramat kejam dan pendendam terhadap orang-orang yang berdosa. Juga untuk menghadap ke hadrat Allah swt diperlukan hati yang suci bersih. Bagaimana Allah akan sudi menerima seorang audiensi melalui solat kalau mulutnya berbau khamar? Orang yang seperti ini akan diterima kembali munajat kepadaNya asal ia beristighfar terlebih dahulu. Nabi telah bersabda kepada kaumnya:
" Wahai kaumku kenapa kamu begitu tergesa-gesa berbuat dosa kejahatan sebelum kebaikan-kebaikan? Alangkah baiknya kamu beristighfar dahulu semoga kamu dikurniai rahmat." (AN-NAML 27:46)

Kerana itu Allah dan rasul berulang-ulang menganjurkan istighfar ini dengan sikap sedar dan ikhlas mohonkan dengan hati yang tunduk dan tawadhuk dengan segala ketenangan dan kekhusyukan:
" Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah segala keburukan-keburukan kami dan andainya kami harus wafat, wafatkanlah kami kami bersama-sama orang-orang yang baik-baik." (ALI IMRAN 3:93)

Dan akuilah dengan jujur:
" Dan jika Engkau tak sudi memberi ampunan dan rahmat pasti kami amat rugi." (AL-A'RAF 7:23)

Dan kalau istighfar ini dilaksanakan dengan jujur dan kesedaran yang penuh, Insyaallah Allah swt menghulurkan makrifatNya sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran:
" Sesungguhnya Tuhanmu amat luas makrifatNya." (AN-NAJMU 53:32)

Sebenarnya semua saat baik untuk istighfar terutama saat-saat yang tenang sebab istighfar memerlukan ketenangan dengan Zat yang Maha Tinggi. Sebab itu syariat Islam mengharuskan saat yang baik untuk istighfar itu ialah dalam solat yang fardhu atau pun solat sunat. Bahkan kalau diamati dengan saksama ternyata salah satu yang terpenting faedah solat itu adalah untuk istighfar.
" Ya Allah sungguh telah banyak sekali aku menzalimi diriku sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa hanya Engkau saja maka berilah aku keampunanMu dan kasihanilah aku kerana Engkau Maha pengampun lagi Maha Penyayang."

Sungguh tepat sekali permohonan ini di majukan pada saat terakhir setiap solat sebelum kita menyudahi solat dengan salam. Akhirnya kerana didapati dalam satu hadis Nabi yang menerangkan bahawa:
" Kalau malam sudah tinggal sepertiga saja lagi Allah memerintahkan malaikat untuk melakukan rondaan ke bumi untuk melihat dan mencari siapa-siapa di antara hamba-hambaNya yang sengaja bangun untuk beribadah. Dan siapa di antara mereka yang berdoa dan beristighfar agar doanya dikabulkan dan istighfarnya diberikan."

Banyak kemungkinan hadis Nabi ini suatu penafsiran terhadap firman Ilahi ketika menerangkan ciri-ciri kaum Mukmin yang baik.
" Mereka yang beristighfar di waktu sahur." (ALI IMRAN:17)

Kerana itu saat yang baik untuk istighfar ialah di waktu sahur 1/3 akhir malam, baik khusus untuk istighfar mahu pun istighfar melalu solat tahajud. Saat sahur itu adalah saat yang sunyi dan tenang, udaranya terasa dingin.
" Taubat tidak lagi diterima terhadap mereka yang membuat kejahatan ketika seseorang itu sudah dalam sakaratul maut ketika itu baru dia mengatakan sekarang saya bertaubat! Dan begitu juga orang yang mati dalam kekafiran untuk mereka telah disediakan azab yang pedih." (AN-NISA:18)

BERDOA DI WAKTU SENANG DAN SUSAH

Kebanyakan manusia baru berdoa kepada Tuhan apabila dia mendapat kesusahan atau ditimpa bencana. Akan tetapi apabila keadaannya senang atau mendapat nikmat jangankan berdoa malah dia sama sekali melupakan Tuhan. Disangkanya nikmat yang diperolehi itu hasil keringat atau kecekapannya sendiri. Padahal tanpa pertolongan Allah dia tidak akan mendapat nikmat itu. Sikap jiwa yang demikian hanya memandang dan mempergunakan doa itu sebagai tempat lari untuk memperolehi jalan keluar dari sesuatu kesulitan yang sedang dihadapi. Dengan demikian dia meletakkan doa itu tidak pada fungsinya sebagai satu ibadah yang harus dikerjakan dengan tertib dan bersambung tanpa memandang waktu dan keadaan. Seseorang Mukmin haruslah berdoa, baik di waktu susah mahupun di waktu senang. Malah berdoa di waktu senang mempunyai hubungan pengaruh dengan doa yang dimohonkan di waktu susah. Di dalam salah satu hadis yang di riwayatkan oleh Tirmizi dinyatakan:
" Barangsiapa yang ingin supaya dikabulkan Tuhan doanya di waktu mendapat kesusahan hendaklah dia banyak berdoa di waktu lapang."





Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...