Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Rabu, 5 Disember 2012

TERAPI MINDA.....SEORANG AYAH BERTAUBAT DENGAN SEBAB ANAKNYA MASIH BERUSIA 7 TAHUN

Bismillahir-Rah maanir-Rahim

Satu lagi kisah nyata di zaman ini. Seorang penduduk Madinah berusia 37 tahun telah menikah dan mempunyai beberapa orang anak. Ia termasuk orang yang suka lalai dan sering berbuat dosa besar  jarang melakukan solat kecuali sewaktu-waktu saja atau kerana untuk dilihat orang lain.
Penyebabnya tidak lain kerana ia bergaul akrab dengan orang-orang jahat dan para dukun. Tanpa ia sedari syaitan setia menemaninya dalam banyak kesempatan. 
Ia bercerita mengisahkan tentang riwayat hidupnya: 
“Saya memiliki anak laki-laki berusia 7 tahun bernama Marwan. Ia bisu dan tuli. Ia dididik ibunya perempuan solehah dan kuat imannya.
Suatu hari setelah azan maghrib saya berada di rumah bersama anak saya Marwan. Ketika saya sedang berbicara di mana berkumpul bersama teman-teman pada malam hari tiba-tiba saya dikejutkan oleh anak saya. Marwan mengajak saya bicara dengan bahasa isyarat yang ertinya ”Mengapa engkau tidak solat wahai Abi?”
Kemudian ia menunjukkan tangannya ke atas ertinya ia mengatakan bahawa Allah yang di langit melihatmu.
Terkadang anak saya melihat saya sedang berbuat dosa maka saya kagum kepadanya yang menakut-nakutkan saya dengan ancaman Allah. Anak saya lalu menangis di depan saya maka saya berusaha untuk merangkulnya tapi ia lari dariku.
Tak berapa lama ia pergi ke kamar mandi untuk berwudhu meskipun belum sempurna wudhunya tapi ia belajar dari ibunya yang juga hafal Al-Quran. Ia selalu menasihati saya tapi saya masih tidak mengendahkannya.
Kemudian Marwan yang bisu dan tuli itu masuk lagi menemui saya dan memberi isyarat agar saya menunggu sebentar lalu ia solat maghrib di hadapan saya. Setelah selesai ia bangkit dan mengambil mushaf Al-Quran membukanya dengan cepat dan menunjukkan jarinya ke sebuah ayat (yang ertinya):
”Wahai bapaku, sesungguhnya aku khuatir bahawa kamu akan ditimpa azab dari Allah Yang Maha Pemurah maka kamu menjadi kawan bagi syaitan” (Maryam: 45)
Kemudian ia menangis dengan kerasnya. Saya pun ikut menangis bersamanya. Anak saya ini yang mengusap air mata saya. Kemudian ia mencium kepala dan tangan saya setelah itu berbicara kepadaku dengan bahasa isyarat yang ertinya, ”Solatlah wahai ayahku sebelum ayah ditanam dalam kubur dan sebelum datangnya azab!” 
Demi Allah saat itu saya merasakan suatu ketakutan yang luar biasa. Segera saya nyalakan semua lampu rumah. Anak saya Marwan mengikutiku dari ruangan satu ke ruangan lain sambil memperhatikan saya dengan aneh. 
Kemudian ia berkata kepadaku (dengan bahasa isyarat), ”Tinggalkan urusan lampu, mari kita ke Masjid Besar (Masjid Nabawi).”
Saya katakan kepadanya, ”Biar kita ke masjid dekat rumah saja.”
Tetapi anak saya bersikap keras meminta saya menghantarkannya ke Masjid Nabawi.
Akhirnya, saya mengalah kami berangkat ke Masjid Nabawi dalam keadaan takut dan Marwan selalu memandang saya. Kami masuk menuju Raudhah. Saat itu Raudhah penuh dengan manusia tidak lama datang waktu iqamat untuk solat isyak saat itu imam masjid membaca firman Allah (yang ertinya),
”Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah kerana kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian niscaya tidak seorang pun bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” (An-Nuur: 21)
Saya tidak kuat menahan tangis. Marwan yang berada disampingku melihat aku menangis, ia ikut menangis pula. Saat solat ia mengeluarkan tisu dari sakuku dan mengusap air mataku dengannya. Selesai solat aku masih menangis dan ia terus mengusap air mataku. Sejam lamanya aku duduk sampai anakku mengatakan kepadaku dengan bahasa isyarat ”Sudahlah wahai Abi!” Rupanya ia cemas kerana kuatnya tangisanku. Saya katakan ”Kamu jangan cemas.”
Akhirnya kami pulang ke rumah. Malam itu begitu istimewa kerana aku merasa baru terlahir kembali ke dunia. Isteri dan anak-anakku menemui kami. Mereka juga menangis padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi.
Marwan berkata tadi Abi pergi solat di Masjid Nabawi. Isteriku senang mendapat berita tersebut dari Marwan yang merupakan hasil dari didikannya yang baik.
Saya ceritakan kepadanya apa yang terjadi antara saya dengan Marwan. Saya katakan, “Saya bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah apakah kamu yang mengajarkannya untuk membuka mushaf Al-Quran dan menunjukkannya kepada saya?”
Dia bersumpah dengan nama Allah sebanyak tiga kali bahawa ia tidak mengajarinya. Kemudian ia berkata, “Bersyukurlah kepada Allah atas hidayah ini.”
Malam itu adalah malam yang terindah dalam hidup saya. Sekarang alhamdulillah saya selalu solat berjamaah di masjid dan telah meninggalkan teman-teman yang buruk semuanya 
Saya merasakan manisnya iman dan merasakan kebahagiaan dalam hidup, suasana dalam rumah tangga harmonis penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Khususnya kepada Marwan saya sangat cinta kepadanya kerana telah berjasa menjadi penyebab saya mendapatkan hidayah Allah.”

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...